Monday, December 28, 2009

colorful desert

Look at those color! Very playful despite the very sweet savory taste.
I don't know what they are, but basically they made from coconut, coconut milk and rice cake.
This is a common desert for people in Bali, Indonesia. I found this on Pasar Denpasar.

Thursday, August 20, 2009

RAGAM RASA [MENCINTAI] INDONESIA


Banyak orang mulai kuatir dengan merosotnya rasa nasionalisme, terutama di kalangan anak muda. Sebelum rasa kuatir itu mulai berlebih, ada baiknya kita mengetahui sedikit apa itu sebenarnya nasionalisme.

Nasionalisme. KBBI mengartikannya sebagai “Paham [ajaran] untuk mencintai bangsa dan negara sendiri; sifat kenasionalan”. Arti kedua adalah “Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa itu; semangat kebangsaan”.

Suatu bangsa dibangun dengan kebangsaan dan rasa kebangsaan akan bangsanya. Konsep bangsa berakar dan banyak ditentukan dari suku bangsa. Indonesia memiliki suku bangsa yang amat beragam, dengan masing-masing identitasnya.

Kebangsaan [nationality] dan rasa kebangsaan [nationalism] saling terkait. Nasionalisme bukan hanya prinsip politik, namun lebih merupakan suatu ideologi yang menyelimuti imajinasi kita sebagai warga negara akan negara [nation] yang kita idamkan. Maka, jika imajinasi kita semakin dibuyarkan karena segala hal yang terjadi di negara ini, rasa kebangsaan itu pun dapat menipis.

Dalam kasus Indonesia yang adalah negara majemuk, suku bangsa dan kebangsaan menjadi tombak utama sekaligus bumerang. Indonesia bisa menjadi bangsa yang kuat, namun keragaman itu juga bisa menjadi sumber disintegrasi bangsa. Nasionalisme sebagai prinsip dasar kebangsaan akan menjadi penting ketika kita ingin tak ada perpecahan di antara masyarakat.

Masyarakat membayangkan negara yang memberikan rasa aman, dengan perekonomian yang baik dan kondusif, pemerintahan yang bersih dan bertanggungjawab dan tertata baik, untuk ditinggali. Imajinasi ini ada di setiap benak individu yang tinggal di Kepulauan Indonesia. Namun, banyak hal terjadi di dalam suatu masyarakat yang berkumpul dalam negara. Memudarnya rasa kebangsaan mungkin banyak disulut karena menyaksikan rangkaian peristiwa yang terjadi.

Contohnya, selama beberapa tahun ini Indonesia memerangi korupsi yang sepertinya sudah mengakar. Anak muda seringkali mendengar keluh kesah para tetua mengenai negara ini saat acara kumpul keluarga, atau di ruang tamu sendiri. Mulai dari korupsi, bom, pemerintah tidak becus, birokrasi carut marut, harusnya Indonesia begini dan begitu. Akhirnya, terbentuklah konsep kontra-imajinasi di kepala anak muda. Apalagi, globalisasi memberikan akses untuk menyaksikan, mendengar, dan mengetahui semua yang terjadi di luar sana, jadi anak muda pun punya perbandingan. Sehingga lambat laun anak muda seperti apatis terhadap situasi negara ini, dan hasilnya adalah [anggapan] memudarnya rasa nasionalisme itu.

Padahal rasa kebangsaan sebenarnya merupakan perasaan cinta pada bangsa yang diselimuti nilai-nilai sentimental dan kadarnya bervariasi pada setiap individu. Meskipun anak muda seringkali apatis terhadap kondisi negara ini, namun mereka memutar otak, mencari cara untuk menunjukkan rasa cinta bangsa dengan cara mereka sendiri. Walau mungkin sering tampak kebarat-baratan, tetapi di tengah arus globalisasi, itu bukan hal yang aneh. Itu namanya fit to survival.

Anak muda justru semakin kreatif dan selalu berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia di dunia. Hanya saja, mungkin kurang terpantau sehingga sepertinya tenggelam. Padahal tidak. Ada Tim Olimpiade Fisika Indonesia yang berjaya di berbagai ajang kompetisi internasional. Lalu ada band Superman Is Dead [SID] yang memukau penonton di ajang Vans Warped Tour di Pittsburgh, Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Ada juga mereka yang menerabas melalui industri musik dan clothing. Semua masih muda, semua berprestasi, semua bangga mewakili Indonesia.

Kita ini [sebenarnya] cinta Indonesia. Mungkin belum menemukan cara yang tepat untuk menunjukkan kecintaan itu. Padahal mudah saja. Mulai dari memakai produk buatan Indonesia, baik yang menunjukkan ciri khas budaya maupun yang sifatnya netral. Misalnya sepatu Indonesia, tas, batik, kebaya, dan masih banyak lagi budaya kita yang belum tereksplorasi. Beberapa anak muda juga memilih menunjukkan cintanya dengan bergabung di Akademi Kepolisian, menjadi atlet nasional, mengikuti kompetisi di luar negeri, dan lainnya. Banyak cara.

Jadi sebenarnya, rasa nasionalisme itu sudah ada di dalam hati kita semua, dengan kadar yang berbeda pada setiap individu. Sekarang semua itu dikembalikan kepada setiap individu, untuk terus meningkatkan rasa cinta terhadap bangsa, apapun yang terjadi pada negara ini. Kita tinggal menemukan cara yang dirasa tepat dan cocok dengan diri kita.

Nasionalisme yang diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk memelihara dan melestarikan identitas bangsa, menghadapi rintangan untuk memajukan bangsa. Itulah yang harus dilakukan untuk menunjukkan nasionalisme kita, dan jika kita tidak melakukannya, kita akan melupakan kebangsaan tersebut dan perlahan namun pasti nasionalisme akan memudar.

Apa saja yang dapat dilakukan untuk menunjukkan rasa cinta terhadap bangsa kita?
1. Be the agent of change. Jadilah agen perubahan. Sedapat mungkin berpartisipasi dalam setiap peristiwa yang memungkinkan terjadinya perubahan. Ingat, sekecil apapun bentuk partisipasimu, jika itu dapat membawa perubahan paling minor sekalipun, kamu telah menjadi agen perubahan. 

2. Pakailah produk Indonesia. Hasil budaya Indonesia sangat beragam, sangat banyak jumlahnya. Berbagai produk yang kini tersedia di pasar baru segelintir kekayaan produk Indonesia. 

3. Coba melakukan travel dalam negeri. Masih banyak tempat di Indonesia untuk didatangi dan dieksplorasi. Selain biaya lebih murah, kita jadi lebih dapat mengenal Indonesia dan segala isinya. 

4. Jika kamu punya usaha atau punya bakat, beranikan diri untuk memasarkannya ke dunia internasional. Cara termudah, ya lewat internet. 

5. Mengamalkan sopan santun, budi pekerti dan belajar tanpa henti agar ilmu kita bisa digunakan untuk memberi kontribusi pada negara suatu hari nanti.

6. Apapun. Selama itu mengharumkan nama Indonesia, lakukanlah. Yang penting, bangga menjadi Indonesia. 

Dirgahayu Indonesia!



tulisan ini dipublikasikan di http://www.blahbloh.com/?p=blohticle dan http://www.facebook.com/note.php?note_id=133602500344 pada Agustus 2009

Wednesday, August 5, 2009

terbangun untuk merenung

pagi ini aku terbangun. tak bisa tertidur lagi. banyak pikiran lalu lalang, berbagai perasaan berkecamuk dalam hati. pikiran dan perasaan yang datang dari masa lalu, masa lampau, dahulu, tempo dulu. pikiran yang datang dari masa kini, sekarang, saat ini. pikiran yang datang dari rencana masa depan.
hingga akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan.

pertama, setelah berbagai macam cara dilakukan untuk bangun pagi, demi perubahan, ternyata hanya butuh satu hari ultah.
kedua, betapa saya mencintai hidup saya. saya mencintai dan dicintai pria pilihan saya, deeply. saya mencintai dan dicintai keluarga saya, deeply. saya mencintai dan dicintai sahabat-sahabat saya, deeply.

ketiga, saya merasa kurang banyak menghabiskan waktu saya di rumah. padahal saya sangat amat menikmati ada di rumah. maka saya perlu menghabiskan waktu lebih banyak di rumah. optimalisasi kerja dari rumah. beruntung, pekerjaan saya tidak mengharuskan saya berada di kantor sepanjang hari ataupun sepanjang minggu.

keempat, saya perlu melakukan sesuatu yang lebih terhadap hidup saya. Entah apa, tapi perlu.
kelima, saya sedang merencanakan sesuatu. kami berharap, rencana ini dapat berjalan dengan lancar dan baik sesuai rencana.

So God bless us. Berikanlah aku kekuatan untuk menjalankan tahun-tahun kehidupanku, bersama dengan orang-orang yang kukasihi. Berikanlah aku dan mereka kesehatan untuk menjalankannya. Bimbinglah kami dengan roh kudusMu agar kami tidak tersesat dalam jalan kehidupan, pandulah kami dengan kuasaMu.

Amin.

Tuesday, July 28, 2009

neuron manusia

Sungguh, pikiran manusia sukar ditebak. Hampir seperti bajaj yang jalannya hanya abangnya yang tahu. Bedanya, si abang sudah tahu dia hendak kemana. Sedangkan pada manusia, terkadang sang empunya pikiran pun tidak tahu hendak kemana. Tersesat dalam neuron-neuron otak yang bekerja tak henti.

Sungguh, pikiran manusia sukar disangka. Hal yang tampaknya mudah bisa menjadi rumit. Hal yang tampaknya rumit bisa menjadi mudah. Dulu ada teman sd yang bodoh di hampir semua mata pelajaran. Namun ketika Bu Guru memberi soal matematika rumit yang bahkan tak mampu dijawab anak terpintar di kelas, si teman ini bisa menjawab. Lebih cepat dan lebih baik!

Sungguh, pikiran manusia sering melanglang jauh ke angkasa. Membayangkan sesuatu yang mungkin dapat terjadi, namun tak mungkin terjadi. Membayangkan sesuatu yang tak mungkin, namun mungkin saja terjadi. Kini, ekspedisi Neil Armstrong dan kawan2 ke bulan pun dipertanyakan. Apakah benar pendaratan di bulan itu benar terjadi?

Sungguh, realita dan pemikiran sukar diterka.
Ketika neuron otak dan neuron mata manusia bertemu, apakah hasilnya sama atau berbeda dengan yang dipikirkan? Apakah hasilnya sama atau berbeda dengan kenyataan?

Sungguh bukan pertanyaan mudah yang menjadi sulit. Ataukah pertanyaan sulit yang sebenarnya mudah?

Tenangkan pikiran, tenangkan hati. Maka jalan pun terbuka.

Saturday, June 27, 2009

pengendara motor indonesia masih jauh dari langit

Sudah dengarkah bahwa ada rencana pemerintah untuk mengijinkan motor melalui jalan tol? Seperti yang telah dilakukan di Suramadu?

Ya. Reaksi pertama saat mengetahuinya: terkejut. Membayangkan bagaimana chaos yang akan terjadi. Bagaimana kecelakaan semakin sering terjadi. Bagaimana batal sudah Jakarta punya MRT. Bagaimana jalan tol bukan lagi jalur bebas hambatan.


Bagaimana tidak berpikir seperti itu. Pertama, jalan tol tanpa motor pun sudah carut marut dengan kendaraan pribadi yang beradu dengan kendaraan berat. Semuanya berpacu, saling menyalip, bahkan memperlambat laju kendaraan lainnya. Tanpa motor pun, semua kendaraan ini sudah sering tidak berada di jalur yang tepat. Bahu jalan pun bukan lagi tempat berhenti, tapi jalur menyalip yang lebih ekspress daripada jalur paling kanan.


Kedua, disiplin pengendara. Di jalanan biasa saja, motor akan menyalip di antara mobil mencari jalur terkecil yang dapat dilaluinya.

Lampu merah diterabas. Jalur dilanggar. Melawan arah dianggap sebagai keuntungan karena naik motor. Malam minggu adalah malam sibuk polisi karena mengamankan pengendara motor yang kebut-kebutan.

Ketiga, keamanan pengendara. Baru saja saya lihat, satu motor berisi 3 orang dewasa, hanya 2 yang pake helm, itu pun helm 5ribuan. Lalu melintas di depan saya, satu motor berisi sepasang suami istri dengan anaknya yang kecil berdiri di antara mereka, tanpa helm! Hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan. Oh tidak!! Kayak begitu mau melalui jalan tol?


Tak terbayang, jika kita melintas di jalan tol, tiba2 ada motor menyalip patah dari kiri. Lalu ada yang melawan arah, mengambil helm lah, mau mundur karena pintu keluarnya terlewati lah, ah tidak. Apapun alasannya, sungguh di luar akal.


Lalu, potensi digunakannya jalan tol sebagai arena balapan motor. Terutama di JORR yang relatif sepi saat malam hari.


Aturan UU jangan diterjemahkan mentah. Mungkin hal ini dapat diaplikasikan di Suramadu karena jalurnya sudah disiapkan dan dirasa diperlukan karena fungsinya sebagai penghubung pulau dan alternatif jalur laut.


Semoga saja warga Jakarta tidak diberikan satu alasan tambahan kenapa kota ini makin berantakan.

Tuesday, March 24, 2009

ekspedisi pikiran

Sesaat hatimu gundah, sesaat hatimu nelangsa.
Sesaat dirimu terhenyak, sesaat dirimu terdiam.
Saat itu pikiranmu merantau.
Saat itu pikiranmu menjelajah.

Menelusuri hutan ingatan,
gunung kenangan,
sungai kebahagiaan,
belukar kepedihan.

Mengarungi lautan ingatan,
deburan bahagia,
riak kepedihan.
Muara kisah.

Jelajahi sampai petang tiba.
Selidiki sampai semak paling berduri.
Telusuri riak gembira.
Jelajahi sampai petang tiba.

Friday, March 6, 2009

paint no more

Mengetahui sesuatu itu kadang bikin kesal. Mengetahui sesuatu yang ia tidak tahu kita tahu lebih mengesalkan lagi. Apalagi ketika kita tahu jawabannya tidak sesuai dengan yang kita ketahui.

Kesal, mangkel, itu biasa.
Tapi biasa ini bahaya, suatu hari dapat menjadi bumerang. Bumerang bagi kepercayaan.
Pemahaman kita akan percaya dan meyakini akan terluka.
Pemahaman akannya tercoreng.

Bagai lukisan anak pre-school dengan krayon warna warni,
Dalam setiap kekacauan ada inti akan pemahaman yang dapat diambil.
Diambil untuk dimaknai dan dijaga.

Kalau coretan itu sudah terlalu gelap hingga tak tampak maknanya,
Maka lukisan itu akan menjadi hampa. Tanpa arti. Kurang berarti.

Intinya, tolong jangan corat-coret lagi lukisan ini!

Tuesday, January 20, 2009

be the agent of change

hari ini, kami semua pergi ke washington dc.
kami ini adalah sekelompok orang yang merindukan perubahan.
kami ini adalah sekelompok orang yang menginginkan perubahan.
kami ini adalah sekelompok orang yang menjadi bagian dari perubahan.

hari ini, kami semua pergi ke washington dc.
kami ini ingin menyaksikan perubahan menjadi kenyataan.
kami ini ingin menyadarkan diri bahwa perubahan benar terjadi.
kami ini ingin meyakinkan diri bahwa perubahan ini adalah kenyataan.

hari ini, kami semua pergi ke washington dc.
kami menyaksikan inagurasi terbesar dalam sejarah.
kami menyaksikan orang yang mewakili perubahan dilantik.
kami menyaksikan sejarah menjadi nyata.

hari ini, kami semua pergi ke washington dc.

hari ini, kami melihat perubahan terjadi.


20 Januari adalah Hari Pelantikan Barrack Obama menjadi Presiden Amerika Serikat