Showing posts with label social. Show all posts
Showing posts with label social. Show all posts

Wednesday, March 16, 2016

memberi harga pada masa depan lingkungan

Pemerintah dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) sepakat memberlakukan penggunaan kantong plastik berbayar seharga Rp 200 per buah untuk mengurangi limbah plastik mulai 21 Februari 2016 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional.

Seperti biasa, kemudian banyak muncul pro dan kontra akan hal ini. Mulai dari transparansi diapakan dana 200 perak ini oleh pihak supermaket. Lalu ada pihak yang tidak rela mengeluarkan uang untuk membayar plastik sementara masih banyak kemasan yang dibelinya menggunakan plastik. Mungkin Anda sendiri sudah pernah melihat broadcast message akan keluh kesah pihak yang disebut itu.

Bapak ibu mba mas bro dan sis yang terhormat masalah plastik tidak bisa selesai besok, tapi segala sesuatu harus dimulai dari DIRI SENDIRI.

Baiklah kita sepakati bahwa untuk tidak menggunakan plastik sama sekali mungkin adalah suatu hal yang optimis dan ambisius. Meski bukan berarti pemakaian plastik tidak akan hilang dari dunia ini. Saya percaya suatu hari nanti manusia dapat melepaskan ketergantungannya pada plastik. Suatu hari nanti.

Namun marilah kita melihat pada sekarang, saat ini. Pertanyaannya: Apa yang dapat kita lakukan? Untuk mengurangi pemakaian plastik? Banyak.

Beberapa waktu setelah diberlakukan aturan plastik berbayar, sempat muncul broadcast berisi kicauan seseorang yang memprotes kebijakan plastik dengan alasan mengapa konsumen yang dirugikan, disuruh membayar plastik, sementara hampir semua kemasan produk masih menggunakan plastik. Menurutnya, seharusnya para perusahaan besar itulah yang harus bertanggung jawab untuk mengganti kemasannya agar dapat megurangi sampah plastik.

Sebenarnya poin ini ada benarnya, bahwa perusahaan juga bertanggung jawab terhadap lingkungannya, mereka juga harus mengganti kemasannya dari plastik menjadi kemasan ramah lingkungan. Namun, hal itu tidaklah mudah bagi suatu perusahaan. Ada riset dan pengembangan, kalkulasi harga, keamanan produk, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk melakukan perubahan pada satu hal saja. Jika kita menunggu perusahaan perusahaan tersebut untuk melakukan perubahan, baru kita mau berubah? Kapankah itu?

Banyak sekali hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan membatasi sampah plastik. Banyak. Mulai dari semudah membawa botol minum Anda sendiri. Kini kami juga terbiasa membawa botol minum besar berisi 2 liter air, yang akan kami gunakan untuk refill botol kecil kami. Lalu membawa tas belanja Anda sendiri, hal ini juga sudah menjadi kebiasaan kami. Belanjaan Anda banyak? Mintalah dus bekas untuk menaruh produk.

Bagaimana dengan kemasan produk terbuat dari plastik? Anda masih bisa memanfaatkannya untuk hal lain. Istilahnya recycle dan up-cycle. Menggunakannya kembali menjadi suatu hal yang bermanfaat. Jangan susah, sekarang jaman internet banyak sekali contoh dan ide yang dapat diambil dengan modal bertanya pada Om Google.

Ingat, bahwa segala sesuatu dimulai dari DIRI SENDIRI. Kalau bukan Anda, siapa lagi? Satu hal kecil yang Anda lakukan dapat memberi dampak. Bayangkan jika ada seribu atau sejuta orang yang melakukan hal yang sama dengan Anda, maka dampak itu semakin besar dan nyata.

Selamat mencari ide!














Monday, January 23, 2012

Mabuk Menyetir untuk Tersadar

Well, we all heard the Tugu Tani tragedy, or Xenia Maut tragedy (although I don't exactly sure why the car got the blame). A person in my timeline wrote: Mobil depan saya Xenia nih, mudah2an yang nyetir gak lagi mabuk. --> ???

Here is the link of the story . Eight was killed and the driver is allegedly drunk while driving and currently got public condemnation in social networking sites and her pics are spread widely via blackberry messengers and of course, social networking sites. At this present moment I am writing this note, her account by @SiNengApril is already closed, but if you read all the mentions she got from people, OMG, its sadistic yet judging.

well, here is my opinion. Saya tahu, pelaku ini sangat salah karena telah menyetir saat mabuk, dan semakin salah dan berdosa ketika ia menabrak hingga menewaskan para korban. Saya pun mengecam perbuatannya. Tapiiiiiii, instead of judging, mencari kesalahan, memaki dan segalanya, --bahkan kalau search di social media, ada yang membawa-bawa berat badan, bentuk badan (WTF??)-- why dont we all, saya bilang, kita semua, mencari hikmah dari kejadian ini.

Menurut saya, seharusnya pihak otoritas melakukan kerjasama dengan para pemilik tempat hiburan di seantero Indonesia ini, untuk melakukan tindak pencegahan dalam berkendara saat mabuk. I tweeted this a day after the incident, and someone replied: "Menurut gue, harus berangkat dari kesadaran diri sendiri. Kalau mabuk ya jangan nyetir"

well, statement itu memang benar. Tapi kalau ditilik lagi: mabuk itu berarti tidak sadar diri, kan? Jujurlah bahwa saya, kita, Anda pernah mendengar dan atau menyaksikan manifestasi ajaib dari seseorang ketika mabuk. Ada yang menyanyi tanpa henti, ada yang jadi ngotot banget, ada yang emosi, ada yang jadi sedih, well, we never know! We never know what or how the alcohol (or any other drugs) would get you!

Maksud saya, tindak pencegahan ini bisa dilakukan dengan sebuah peraturan. Contohnya di Inggris, jika customer yang mabuk menyetir sendiri (tidak ada teman yang sadar untuk menyetir), maka pemilik tempat hiburan wajib menghubungi taksi untuk mengantar pulang. Batas alkohol di Inggris adalah 80mg/100ml darah atau 0,08% dalam termin US atau setara dengan 40 ml minuman beralkohol atau 125ml satu gelas anggur.

Bahkan, di Inggris ada jasa 24 jam seperti semacam taxi, yang akan mengantarkan orang yang mabuk dengan mobilnya sendiri sampai ke rumah. Nih kalau mau lihat salah satu penyedia jasa ini. So, people drink and drive safely to home.


Di Australia, drinking is legal, alcohol is legal drugs. Jadi sah-sah saja jika mau minum, ini bukan kejahatan (memang.) Yang diatur adalah berkendara saat mabuknya. Adalah pelanggaran hukum jika menyetir dalam keadaan mabuk, batas limitnya adalah 0,05% kandungan alkohol dalam darah. Selengkapnya tentang hukum DUI di Australia bisa lihat disini.

Di Korea Selatan, jika sudah pernah tertangkap menyetir saat mabuk 3 kali, maka SIMnya akan dicabut dan tidak diberikan lagi ijinnya selama 1 tahun. Nah bagaimana dengan di Indonesia? Sebaiknya kini memberlakukan suatu hukum demi keselamatan dan kepentingan semua orang. Razianya jangan di dalam tempat hiburannya, tapi di jalan pak.

Menurut saya, adalah hak dan kebebasan semua orang untuk minum alkohol kek, ganja kek, narkoba apa kek, apa kek, nenek kakek, apalah, terserah deh. It is at your own risk!! Itu nanti urusan lo dengan Tuhan lo, dengan kepercayaan lo, dengan hukum. Whatever, just do it responsibly. Dont drag others into it.

Tambahan: udah deh, jangan sebut XeniaMaut. yang salah yang nyetir bukan mobilnya deeh

Monday, September 19, 2011

pria gak pake rok mini kok

Jakarta ini memang keras. Setiap hari, setiap insan yang tinggal di dalam kota ini berjuang dengan segala dayanya untuk bertahan. Bertahan hidup? Tentu.
Namun bukan hanya 'bertahan hidup' yang diasosiasikan dengan bekerja untuk mendapatkan uang. Namun bertahan hidup dalam arti kata sebenarnya.

Belakangan di media marak pemberitaan mengenai kejahatan di angkot. beginilah, kalau belum ada kejadian, belum jadi kasus yang terblow up di media, belum akan dilakukan sesuatu. Padahal, sejak dulu kita semua juga sudah mengetahui bahwa naik kendaraan umum (apa saja) di Jakarta ini tidak aman, apalagi nyaman. Tak usah bicara soal nyaman lah, risiko terkena kejahatan yang tinggi ini sudah tak bisa kita sandingkan dengan nyaman. Boro-boro deh, kalau kata orang begitu.

Kasus yang saya bicarakan tadi, merenggut nyawa seorang mahasiswi yang baru saja selesai sidang skripsi, naik angkutan umum untuk bersua orangtua, namun malah diperkosa dan dibunuh. Setelah itu muncul lagi kasus pemerkosaan di angkutan umum. Sejak lama, saya dan teman-teman juga sudah mendengar, bahkan ada yang pernah mengalaminya, yah istilahnya mah ini rahasia umum, kalau di kendaraan umum ya begitu terjadinya. Pelecehan biasa hingga seksual, penodongan, pencurian, pencopetan. Sebut saja semua, pasti ada.

Sekarang, bagaimana mungkin orang-orang (yang masih mampu) akan beralih ke angkutan umum seperti yang diharapkan pemerintah, JIKA keamanan dan kenyamanan adalah prioritas akhir dalam peralihan ini? NO WAY! I wouldn't take a busway if I don't have to. Saya akan memilih nebeng mobil teman, naik mobil pribadi, pinjam mobil teman, atau taxi (berarti udah gak ada yang bisa ditebeng dan dipinjam haha).

Nah, sekarang isu baru muncul. Pemerintah malah meminta perempuan untuk tidak memakai rok mini or baju yang mengundang. OH MY GOD!!!!! Piciknya bukan main. Ini kan bukan tentang cara perempuan berpakaian, tapi cara ANDA menuntaskan masalah, mencegah dan menghentikan kejahatan. Ayo dong, dibikin sistem pencegahan. Ayo dong, dibikin screening KETAT untuk semua petugas kendaraan umum.

Tidak ada orang yang ingin mengundang kejahatan. Anak kecil pun tahu, bahwa kita harus hati-hati, harus waspada. Apalagi orang dewasa yang dengan sadar akan menggunakan angkutan umum, sudah tahu kalau kita harus hati-hati, waspada, menjaga diri. WE KNOW! WE DO!

tapi itu tidak menyelesaikan masalah pak. Semua orang waspada nih, tapi penjahatnya dimana-mana, ya sama aja dong. Lagipula pak, yang kena pelecehan dan kejahatan bukan hanya wanita, tapi pria juga. Padahal pria gak pake rok mini lho.

Ayo dong, TEGAS. ayo dong, dibuat sistemnya agar semua merasa aman dan nyaman.

Hidup di Jakarta ini memang setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup. Perjuangan mempertahankan kesabaran, kenyamanan, keamanan, harta, kehormatan, dan nyawa.

Tuesday, May 31, 2011

produsen motor, tolonglah kami

Dulu saya pernah menulis tentang pengendara motor di Indonesia, dan mendapat beberapa tanggapan dari teman-teman. Dua tahun sejak tulisan itu berlalu, pengendara motor di Indonesia belum -kalau tidak dibilang tidak- banyak berkembang dari apa yang saya keluhkan di tulisan itu. Grrrrr

Bahkan, sejak dua tahun lalu, pertumbuhan penjualan motor meningkat sekitar 10 persen menjadi 6 juta unit, hanya di tahun 2010 saja! (www.aisi.or.id) Gila kan! Semakin semrawut jalanan ibukota ini dengan motor-motor yang berkeliaran di jalan. Kepala makin pusing, jiwa makin stress setiap kali berhadapan dengan motor-motor ini di jalan. Saya dan teman sering menyebut mereka sebagai serangan lebah, karena mereka bergerombol, bising dan dapat mematikan.

Orang Jakarta terbiasa memotong jalan dengan melalui 'jalan tikus,' yang seperti namanya, jalan kecil banget, mungkin hanya bisa dimasuki satu setengah mobil, namun jadi dua mobil bergantian. Kesal sekali, ketika di depan, dua mobil sedang terhimpit, berusaha untuk bergerak. Ini akan menyisakan jarak yang kosong di antara mobil yang terhambat dengan mobil di depannya. Ini, selalu saja dimanfaatkan motor-motor untuk maju ke depan, mengambil jalan yang kosong tersebut. Hasilnya? Motor tidak bisa maju, karena tak ada lagi jalan kosong di depannya. Menepi ke samping juga tak bisa, karena jarak antar mobil yang sudah berdekatan. Mobil yang terhambat? Sudah pasti tidak bisa kemana-mana.

Bahkan belum lama, saat mobil saya terjebak di kemacetan ibukota yang udah berhenti 10 menit. Seperti biasa, motor-motor main selap selip di antara mobil-mobil yang berhenti karena macet. Mendadak, satu motor ini keasyikan belok-belok, dia nyangkut dan nabrak ujung kanan depan mobil saya. Apa yang terjadi? Bukannya meminta maaf, dia malah marah-marah pada saya di dalam mobil. Melotot dan ngomel. Lho? Yang seharusnya marah siapa ya? Sudah gila dia. 

So, here's the thing. Daripada menghabiskan 10 volume buku untuk mengurai semua hal yang dilakukan motor, semua yang menyebalkan, membuat jalan mati, ketidakteraturan, indisipliner, dan lain sebagainya. Ini yang ingin saya katakan. Hei hei para produsen motor, please do something! Jangan hanya menjual, didiklah! Don't just sell, educate!

Memang, beberapa produsen motor seperti Yamaha, sudah melakukan kampanye Safety Riding, tapiiii semuanya itu kebanyakan masih seperti soal belok, safety riding, fit saat berkendara dan kawannya. Dan kebanyakan dilakukan melalui aktivasi.

I mean, hey come on, do elevate ur education and campaign. Kalau hanya disitu, bagaimana bisa diterapkan oleh semua pengendara motor? Coba kerjasama dengan pihak kepolisian, untuk lebih tegas, lebih ketat mengawasi perilaku para pengendara motor di jalanan. Secara nyata. Kuncinya adalah menjaga dan meningkatkan kedisiplinan. Dengan begitu, diharapkan pengendara motor bisa lebih tertib, disiplin, gak sembarangan, gak seenaknya.

Lalu juga, diharapkan selain pendidikan safety riding, ada juga pendidikan ETIKA di jalan raya. Jangan mentang-mentang ber-cc kecil, jadi bisa merasa marah dan dimenangkan selalu. Tidak ada dalam kamus etika. Kalau Anda salah, ya Anda bertanggung jawab, itu ajaran moral, itu etika.

Sumpah, saya bisa bicara panjang lebar soal semua perilaku para pengendara motor yang menurut saya sudah tidak masuk akal, tidak mementingkan keselamatan dia dan orang lain, tidak beretika, dan tidak tidak lainnya.

Thursday, June 17, 2010

tak ada hakim di sini.

belakangan ini, rakyat Indonesia digemparkan dengan launching video baru. pemainnya (diduga) tiga artis terkenal di jagat raya Indonesia ini.

Reaksi pertama masyarakat? Heboh, gempar, ingin lihat video.
Reaksi kedua? Gosip beredar, memberi label di jidat mereka
Reaksi ketiga? Mulai menghujat. Terus memberi label pada mereka.

Begini, bukannya tidak sedih melihat hal seperti ini terjadi pada mereka. Ingat, mereka memang artis, tapi tetap manusia (jadi ingat sebuah lagu). Intinya, stop hujat mereka. Memang, perbuatan itu dianggap salah, tapi itu keputusan mereka. Pilihan hidup mereka. Keinginan mereka. Tak sepantasnya kita ikut campur dan mengatur atur apa yang harus dilakukan orang lain.

Sekarang makin banyak orang tampil bicara mengomentari masalah ini. Macam-macam komentar. Tapi paling tak tahan dengar mereka yang berkomentar soal ini dosa, ini tak pantas, sampe ada yang nyuruh sumpah pocong (WTH? Sangat tidak intelek). Hey come on. Kalian juga bukan manusia suci. Kita tak tahu apa yang terjadi di balik muka tivi kalian itu. Jangan-jangan turut menyimpan aib?

Alasan yang paling banyak digunakan: moral. Moral itu apakah hanya sebatas hubungan seksual? Kalian tahu lebih baik. Moral itu lebih daripada melakukan hubungan seks.
Banyak anak2 yang kecewa terhadap tiga artis ini, membakar benda2 keartisan dan demo di sekolahnya. ada juga yang rusuh. Apa ini pantas? Ini hanya mengajarkan bahwa segala sesuatunya dapat diprotes dengan pembakaran, perusakan dan demo. Ada cara intelek loh.
Apakah kelakuan seperti itu yang kalian suka dari anak2? Jadi anarkis? Moral kalian bicarakan?

Alasan lain: dilihat anak-anak. Pertanyaannya: Kenapa bisa sampai dilihat anak-anak? Internet? Tv? Tapi sekarang ini kan sudah jaman kebebasan informasi. Siapa pun punya akses. Bagaimana dengan kontrol akses tersebut? Lalu kalau mereka sudah liat, diberikan pengertian dong. Lebih baik mereka mengerti daripada tahunya hanya setengah-setengah terus nanti nyoba sendiri dan malah terjadi yang aneh2. *amitamit*
Ayolah, seks itu bukan sesuatu yang tabu. Itu bisa diberikan pengertian. Indonesia ini emang aneh, seks itu dianggap penyakit. (Liat aja sex education di Indonesia yang hanya menitikberatkan dampaknya: yaitu penyakit menular seksual, hal lainnya hanya jadi hiasan.)

Lalu lebih jahat lagi adalah pelabelan. Dipermalukan di publik seperti ini sudah seperti hukuman dan neraka buat mereka. Tak perlu lagi dilabeli. Come on guys, think smarter. Tolong disikapi dengan dewasa. Kesal rasanya melihat orang2 yang komentar di TV berbicara seperti orang yang paling suci, paling pintar, paling tahu apa yang harus dilakukan seorang manusia, paling jago (jago apa), paling sempurna di muka bumi. Ihh mati deh.

Sorry guys, but I'm so sick of all your saint acts like u are the purest (scratch human) being of this world.

Hoeeekkk.

Saturday, June 27, 2009

pengendara motor indonesia masih jauh dari langit

Sudah dengarkah bahwa ada rencana pemerintah untuk mengijinkan motor melalui jalan tol? Seperti yang telah dilakukan di Suramadu?

Ya. Reaksi pertama saat mengetahuinya: terkejut. Membayangkan bagaimana chaos yang akan terjadi. Bagaimana kecelakaan semakin sering terjadi. Bagaimana batal sudah Jakarta punya MRT. Bagaimana jalan tol bukan lagi jalur bebas hambatan.


Bagaimana tidak berpikir seperti itu. Pertama, jalan tol tanpa motor pun sudah carut marut dengan kendaraan pribadi yang beradu dengan kendaraan berat. Semuanya berpacu, saling menyalip, bahkan memperlambat laju kendaraan lainnya. Tanpa motor pun, semua kendaraan ini sudah sering tidak berada di jalur yang tepat. Bahu jalan pun bukan lagi tempat berhenti, tapi jalur menyalip yang lebih ekspress daripada jalur paling kanan.


Kedua, disiplin pengendara. Di jalanan biasa saja, motor akan menyalip di antara mobil mencari jalur terkecil yang dapat dilaluinya.

Lampu merah diterabas. Jalur dilanggar. Melawan arah dianggap sebagai keuntungan karena naik motor. Malam minggu adalah malam sibuk polisi karena mengamankan pengendara motor yang kebut-kebutan.

Ketiga, keamanan pengendara. Baru saja saya lihat, satu motor berisi 3 orang dewasa, hanya 2 yang pake helm, itu pun helm 5ribuan. Lalu melintas di depan saya, satu motor berisi sepasang suami istri dengan anaknya yang kecil berdiri di antara mereka, tanpa helm! Hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan. Oh tidak!! Kayak begitu mau melalui jalan tol?


Tak terbayang, jika kita melintas di jalan tol, tiba2 ada motor menyalip patah dari kiri. Lalu ada yang melawan arah, mengambil helm lah, mau mundur karena pintu keluarnya terlewati lah, ah tidak. Apapun alasannya, sungguh di luar akal.


Lalu, potensi digunakannya jalan tol sebagai arena balapan motor. Terutama di JORR yang relatif sepi saat malam hari.


Aturan UU jangan diterjemahkan mentah. Mungkin hal ini dapat diaplikasikan di Suramadu karena jalurnya sudah disiapkan dan dirasa diperlukan karena fungsinya sebagai penghubung pulau dan alternatif jalur laut.


Semoga saja warga Jakarta tidak diberikan satu alasan tambahan kenapa kota ini makin berantakan.